Cerita Sex Gina Merasa Pasrah
Terasa sejuk udara di kota ini aku rasa aku akan kerasan berada di tempat ini, sudah menginjak hari ke 2 aku berada di rumah nenekku.
Orang tua dari ayahku yang memang tinggal di sebuah desa salah satu kota di Jawa timur, tidak dapat aku pungkiri kalau bukan hanya panorama alamnya yang membuat aku betah di sini tapi aku lihat para gadisnya juga kelihatan cantik dan manis.
Namun aku masih belum mengenal salah satu dari mereka, aku yakin gadis-gadis disni masih awam dari cerita dewasa yang sering di lakukan oleh anak gadis di kota.
Penampilannya saja mereka masih bisa di bilang memakai pakaian yang sopan, beda dengan gadis di kotaku yang berlomba memperlihatkan lekuk tubuhnya. Namaku Alvin usiaku baru saja menginjak 23 tahun.
Aku baru saja lulus dari salah satu universitas di kotaku, dan memang sengaja menghabiskan liburan di kota nenekku setelah hampir 10 tahun lamanya aku belum pernah kesini lagi. filmbokepjepang.net
Aku ingat terakhir saat aku masih berusia 8 tahun, atau saat aku masih duduk di bangku kelas 2 SD. Sebenarnya dulu aku banyak memiliki teman disni, tapi mungkin mereka sudah lupa padaku.
Tepat tengah hari aku duduk di halaman belakang nenek yang cukup luas, tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil nenekku
“Nek..nek uti.. nenek..” Segera aku bangun sambil menjawab panggilan itu, dan pergi ke depan rumah melewati samping rumah nenek “Nenek lagiii..” Wau rupanya gadis cantik yang sedang memanggil nenekku, aku sampai terperanjat di buatnya.
Aku mulai sadar ketika dia mulai berkata lagi
“Kamu siapa.. nenek Uti mana?” Akupun segera menjawabnya
“Nenek lagi pergi paling sebentar lagi juga sudah pulang..oooh iya kenalkan Alvin.. cucu nenek Uti”
Kataku sambil menjabat tangannya dan diapun menjabat tanganku tapi belum bilang siapa namanya
“Ya ..kalau begitu biar saya pulang dulu mas..”
Katanya lalu menuju sepeda dan diapun mengayuh sepeda itu.
Sejak saat itu aku mengenalnya namanya Gita dia sama seperti aku, liburan ke desa ini tapi Gita lebih sering mengunjungi desa orang tuanya daripada aku.
Karena itu dia lebih banyak mengenal orang desa. Hari ini kami pergi ke salah satu danau yang agak jauh dari desa tapi kami sepakat untuk naik sepeda, dan kami tidak menyesal meskipun agak capek juga.
Tapi ketika kami melewati semua pemandangan itu, seakan terbayar semua rasa capeknya “Wah.. bagus banget ya Vin.. nanti ambil foto disni ya..”
Kata Gita akupun mengangguk mengiyakan, sampai di tempat pemancingan segera aku melempar pancing yang sebelumnya aku persiapkan. Begitu juga dengan Gita dia sibuk dengan alat pancingannya.
Kalau di lihat Gita begitu cantik hari ini apalagi dengan celana pendek yang dia pakai, sempat membangkitakn gairahku.
Pahanya yang mulus di tambah dengan gundukan pada dadanya mirip dengan pemain dalam adegan cerita dewasa yang sering aku lihat di media on line. Belum seberapa kami menunggu ikan untuk menangkap pancing kami tiba-tiba gerimis membasahi bumi.
“Uuuhh.. makin deras saja Vin.. cari tempat buat neduh yuk..” Gita menarik tanganku dan kamipun mencari tempat buat neduh, di dekat danau itu ada sebuah tempat yang mirip dengan gedung yang tidak terpakai lagi.
Kamipun meneduh disana sedangkan gerimis semakin besar dan turun hujan, kami semakin kedinginan apalagi angin yang berhembus cukup kencang juga.
Tanpa kami sadari tubuh kami semakin dekat dan semakin mendekat, hingga kamipun berpelukan. Agak lama juga kami saling peluk dengan eratnya, sampai akhirnya akupun meraba bagian tubuh Gita yang lain, yakni dagunya sejenak aku mengangkatnya lalu aku kecup bibirnya dengan mesra. Gita diam saja bahkan dia membalasnya juga kamipun saling melumat bibir kami masing-masing.
Hingga akhirnya aku rebahkan tubuh Gita pada lantai disana, tanpa menghiraukan keadaan kami tetap saling pagut. Akupun merasa gairah birahiku bangkit, dengan meremas buah dadanya dari balik kaos yang dipakai Gita diapun sampai mendesah
“Ooouuugggghhh….. aaaggggghhhhh…. aaaaggggggghhhhhhhh….. Alviiinnn… aaaggghhh..” Dia menggeliat pasrah.
Bahkan Gita dengan sendirinya melepas celana yang dia pakai, melihatnya melakukan hal itu akupun segera melonggarkan celanaku juga. Perlahan tapi pasti akupun memasukkan kontolku ke dalam lubang kemaluannya
“Oouugghh… oouugghh.. yaaachhh… sayaaang.. ituuu.. aaaggghhh… aaagghh… aaagghh..” Dia juga menggerakan tubuhnya mungkin Gita begitu fasih melakukan gerakan ini.
Karena dia sering buka situs cerita dewasa juga sama sepertiku, dia terus bergerak bahkan sesekali mengangkat bokongnya dan aku menekan dan semakin keras juga menggoyang tubuhnya
“Ooouuugggghh…. sayaaaang… aaaaggggghh…. jangaaaan duluuuu… aagghhh..” Teriak Gita ketika aku menekan lebih lama kontolku, saat itu juga aku paham kalau dia sudah melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa ini.
Dia tahu kalau aku akan segera mengakhiri permainanku
“Oouugghh… Giiitaaa… aaggghh.. aaaakuuu… aaaagggghhh….. aaaaggggghhh… aaaaaggghhh… aaaaggghhh… ” Sebelum kontolku mengeluarkan larva hangatnya, Gita menggoyang pantatnya hingga diapun mengerang sama sepertiku. Tidak lama kemudian kamiun terkapar di lantai dalam gedung itu.
Nafas kami masih ngos-ngosan tapi kami saling tata dan kembali berpelukan. Hingga hujan reda kami masih berada di dalam gedung itu, aku tidak menyangka kalau akan melakukan hal ini dengan Gita, gadis yang baru saja aku kenal di desa ini.
Tapi sejak saat itu kami menjalani hubungan bahkan kami sering melakukannya di kota kami yang kebetulan aku satu kota dengannya.